Agar Tidak Tersesat di Gunung
Untuk menambah referensi tentang pendakian, ada beberapa tips agar kita tidak tersesat atau hilang.
1. Gunakan jalur resmi
Mengunakan jalur pendakian yang resmi merupakan salah satu cara mengurangi kemungkinan untuk tersesat atau hilang di gunung.
Dibanding jalur tidak resmi, jalur resmi lebih lebih jelas. Selain itu di jalur resmi ada base camp tempat kita bisa menggali informasi tentang jalur itu. Saat mengalami masalah, pihak base camp akan siap sedia untuk menolong kita. Pastikan kita melakukan registrasi.
2. Jangan mendaki seorang diri
Cara lain yang bisa dipakai untuk menghindari risiko tersesat atau hilang di gunung adalah tidak berangkat seorang diri dan memastikan bahwa kita berangkat bersama orang yang berpengalaman. Semisal kamu mengalami masalah, setidaknya kamu punya seorang teman yang akan menolong sebelum tim SAR datang.
Orang berpengalaman yang diajak bisa teman atau saudara sendiri yang sudah pernah mendaki lewat jalur yang sama. Kalau ada, kita juga dapat menggunakan jasa pemandu lokal yang pastinya betul-betul paham tentang jalur itu.
3. Manfaatkan GPS
Agar tidak tersesat atau hilang di gunung, kita dapat menggunakan perangkat penerima GPS. Kalau tidak ada, kita juga dapat menggunakan aplikasi GPS offline yang dapat dibuka dengan ponsel pintar, misalnya ViewRanger, Polaris, Mavic Pro, GPX Viewer yang memiliki fitur perekam jejak alias trail record.
Beberapa aplikasi seperti ViewRanger juga memberi kita kesempatan untuk mengunduh jalur pendakian yang bisa dijadikan pedoman saat bertualang.
4. Lakukan riset tentang jalur pendakian
Sebelum mendaki alangkah baiknya kalau kita melakukan riset kecil-kecilan tentang jalur yang akan ditempuh. Caranya bisa macam-macam, bisa dengan bertanya pada pihak base camp, menjelajahi internet, dan lain-lain.
Paling tidak, setelah mencari tahu informasi tentang jalur itu kita bisa memperkirakan apa yang akan kita hadapi saat melakukan pendakian.
5. Selalu bersama rombongan
Dalam banyak kasus orang tersesat atau hilang di gunung karena mereka terpisah dari rombongan. Jadi, usahakanlah untuk selalu (berjalan) bersama rombongan, baik saat naik ataupun turun.
Jangan merasa diri sebagai orang yang paling bisa lalu memisahkan diri dari rombongan. Itu tidak akan bermanfaat. Lagipula, mendaki gunung itu lebih asyik kalau bersama-sama.
6. Mendakilah di siang hari
Melakukan pendakian di malam hari sangat tidak dianjurkan. Bagi manusia, malam adalah saat untuk beristirahat. Selain itu, pendakian malam juga mesti dihindari sebab di rimba juga hidup hewan buas nokturnal yang—namanya saja nokturnal—beraktivitas di malam hari.
Selain itu, pada malam hari tumbuhan akan menyerap oksigen sehingga kadarnya akan semakin tipis. Padahal aktivitas seperti mendaki membutuhkan banyak oksigen. Hal lain yang membuat mendaki di malam hari harus dihindari adalah terbatasnya pandangan, gelap, sehingga akan lebih sulit bagi kita untuk mengenali medan.
7. Ukur kemampuan diri
Agar tidak tersesat atau hilang di gunung, jangan memaksakan diri. Memaksakan diri itu sama saja artinya dengan membahayakan diri sendiri. Lagipula, jika kita mendaki gunung untuk melepas penat dari rutinitas sehari-hari, akan lucu kalau akhirnya kita bukannya jadi santai tapi malah tambah penat. Ingat: gunung itu tidak ke mana-mana. Dia di situ saja dan takkan pindah.
Semoga tips-tips di atas dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga dengan tulisan ini tak ada lagi orang yang tersesat atau hilang di gunung. Salam lestari!